Melatih Anak Cakap Berbahasa Dengan Puisi Anak
Puisi anak adalah penulisan kreatif lain untuk mengasah keterampilan anak dalam mengolah kata-kata. Melihat seberapa cerdas mereka dengan kosakata yang mereka kuasai untuk dirangkai menjadi sebuah puisi. Terutama puisi gres yang tidak terikat dengan jumlah baris, rima atau irama menyerupai pada puisi usang yang sanggup kita lihat pada pantun. Dengan begitu, bawah umur lebih bebas berkreasi dengan gaya bahasa mereka wacana apa yang sering mereka alami sehari-hari dalam menikmati dunia mereka, dunia anak-anak.
Contoh Puisi Anak
Si Abu yang Lucu
Lihatlah binatang besar berwarna abu
Berhidung panjang dengan indera pendengaran lebar
Berjalan perlahan dan langkah yang lebar
Menjadi yang terbesar diantara yang lain
Suaranya mengejutkan tapi tidak menciptakan takut
Menaikinya menyerupai mengendarai kendaraan yang hebat
Aku suka bintang ini
Karena walaupun besar ia terlihat lucu
Melihatnya selalu membuatku tertawa
Seperti sobat dengan wajah menggemaskan
(I.E)
Puisi tersebut yaitu salah satu puisi anak yang memang dibentuk untuk anak-anak. Dalam puisi tersebut dipilih kata-kata yang sederhana dan gampang dimengerti oleh anak-anak. Tentang citra sebuah binatang besar yang berjulukan gajah. Salah satu binatang yang seringkali menjadi tokoh dalam banyak sekali dongeng anak. Hewan besar yang tidak menakutkan bahkan terlihat lucu. Walaupun ukurannya besar dengan bentuk badan yang gila dan berbeda dengan binatang lainnya.
Makna dari Puisi Anak
Jika dicermati dalam puisi anak tersebut tidak ada makna yang tersembunyi. Kata-kata yang dipilih yaitu kata yang mengandung makna yang sebenarnya. Sebuah kenyataan yang sanggup bawah umur lihat dari seekor binatang yang disebut gajah. Hal ini terlihat dari ciri-ciri gajah yang dituliskan dengan terperinci dalam puisi berjudul “Si Abu yang Lucu” tersebut.
Tema Puisi Anak
Untuk menciptakan puisi anak ini banyak tema yang sanggup diangkat. Tentunya banyak sekali hal yang akrab dengan anak-anak. Tidak sekadar wacana pengalaman mereka dalam keseharian mereka tapi juga pengetahuan dan wawasan mereka wacana banyak sekali hal. Salah satunya tema binatang yang juga akrab dengan keseharian mereka.
Objek yang mereka kenal tidak hanya dari pengenalan mereka terhadap banyak sekali jenis binatang tapi juga banyak sekali dongeng fabel dengan tokoh para binatang yang dibentuk seakan hidup dan benar-benar berbicara. Memiliki abjad masing-masing dalam setiap dongeng yang dibawakan. Karakter yang dibentuk menyerupai dengan kebiasaan binatang-binatang tersebut atau sekadar rekaan semata.
Membaca Puisi Anak
Hal penting lainnya dalam sebuah karya puisi yaitu membacanya. Puisi akan mempunyai rasa berbeda kalau dibaca dengan cara yang berbeda. Hal ini yang menciptakan puisi mempunyai nilai lebih dibandingkan karya sastra lainnya lantaran membacanya menciptakan puisi terlihat menjadi sebuah karya yang tidak biasa. Hal ini berlaku juga pada puisi anak. Walaupun kata-kata yang dipilih sederhana dikala dibacakan layaknya puisi maka rasanya akan berbeda. Pun bagi kita yang mendengarkan dikala puisi tersbut dibacakan oleh bawah umur kita.
Mengapresiasi Puisi Anak
Anak-anak tentu bahagia kalau apa yang sudah mereka buat kita apresiasi. Sekalipun hanya dalam bentuk bintang 4 buah untuk hasil kerja keras mereka. Orang sampaumur saja tentu tidak gampang menciptakan puisi, itulah sebabnya dikala anak sudah berusaha menciptakan puisi jangan lupa untuk memuji hasil karya mereka. Katakan Anda gembira pada mereka. Itu tandanya mereka termasuk anak yang cerdas lantaran sudah mempunyai harapan untuk mencoba menciptakan puisi tersebut.
Ketika mereka berani membacakannya tambah nilai plus lagi untuk mereka lantaran tidak semua orang berani membaca puisi. Apalagi kalau puisi anak hasil karyanya sendiri yang dibacakan di depan orang sekalipun hanya di depan Anda dan ayah mereka sendiri. Itu artinya mereka sudah mencpba untuk berani. Melatih dan membiasakan mereka untuk percaya diri tampil di depan orang banyak.***
Belum ada Komentar untuk "Melatih Anak Cakap Berbahasa Dengan Puisi Anak"
Posting Komentar